Status jomblo yang emoh pacaran itu hebat. Tapi sebagian teman merasa tidak percaya diri dengan status itu. Nah, agar jomblo tetep PD laksanakan saja poin-poin berikut ini :
1. Niatkan Karena Allah SWT
Inilah yang menyebabkan kita jadi percaya diri dalam status jomblo, di tengah-tengah muda-mudi yang terjerumus dalam dunia pacaran. Yang lebih utama lagi dengan berbekal niatan seperti ini kita akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Sebab kita meninggalkan perbuatan maksiat dalam rangka mendapatkan keridhoan-Nya. Ini berbeda kondisinya dengan orang yang etap dalam status jomblo hanya karena alas an-alasan karena Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda,”sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung dengan niat. Dan seseoaang akan mendapatkan balasan sesuai yang dia niatkan…”(Riwayat Al Bukhari dan Muslim).
2. Yakini bahwa aktivitas pacaran adalah maksiat.
Pacaran adalah perbuatan dosa yang mengundang kemurkaan Allah SWT. Karena dialamnya ada serangkaian aktivitas maksiat yang mengantarkan pelakunya pada perbuatan zina. Mulai dari melihat, memegang bersepi-sepi dan seterusnya. Semuanya di larang oleh rosulullah SAW. Yakni perbuatan pacaran adalah mungkar, sehingga kita tertuntut utuk mengubah kemungkaran tadi sekuat kemampuan kita. Baik dengan tangan dan ucapan kita. Minimalnya kita kita benci dengan hati terhadap perbuatan seperti itu.sehingga kita akan selalu PD dengan status jomblo. Kita pun bias dengan tenang mengatakan,”Alhamdulillah, Aku jomblo”
3. Tenang dengan takdir Allah SWT.
Namanya manusia memang selalu tertarik dengan lawan jenisnya. Keinginan untuk menyalurkan ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang manusiawi. Namun jangan sampai hal tersebut menjadikan kita menempuh jalan yang dilarang oleh Allah SWT. Yaknlah dengan takdir Allah SWT, bahwa masa-masa itu akan datang.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
“sesungguhnya setiap diantara kamu dikumpulkan penciptanya dialam rahim ibunya selama empat puluh hari brrupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga, kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga, kemudian di utus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya dan di perintahkan dengan empat kalimat; menetapkan rezekinya, ajalnya, celakanya, dan kebahagiaannya…”(Riwayat Al bukhari dan Muslim).
Keimanan pada takdir tersebut, mestinya mendorong kita untuk menempuh dan berusaha dengan cara-cara yang dilegal;kan oleh Allah SWT, bukan malah mencari cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat.
4. Banyak-banyak melakukan amalan shalih, termasuk puasa.
Gunakan setiap waktu yang diberikan oleh Allah SWT dengan memperbanyak amalan shalih yang sesuai. Misalnya di pagi hari kita memanfaatkan waktu yang ada untuk membaca dzikir pagi dan petang. Wakt selepas shalat kita manfaatkan untuk berdzikir yang di ajarkan Nabi SAW. Membuat jadwal khusus untuk membaca dan menghafal Al Qur’an. Bangun di malam hari untuk mengerjakan Qiyamul Lail. Membasahi lisaan dengan berdzikir kepada Allah SWT. Berpuasa pada hari-hari yang disunnahkan. Mengikuti kajian-kajian keislaman yang membahas tentang imu. Membayarkan zakat setelah sampai nishabnya dan telah berlalu satu haul. Membantu pekerjaan orang tua dalam ragka birrul walidain. Dan berbagai aktivitas ibadah lain yang bias kita lakukan sepanjang waktuyang diberikan oleh Allah SWT. Kesibukkan dalam kebaikan ini akan memupus keinginan hati terhadap hal-hal yang dimurkai ooleh Allah SWT. Termasuk diantaranya pacaran.
5. Gunakan waktu sehebat mungkin.
Jangan sampai waktu yang ada kta gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita. Watu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik merpakan penyakit berbahaya bagi pemikiran, akal dan badan. Karena jiwa senantyasa bergerak dan beraktiviyas. Bila ia di biarkan sja maka pemikran akan menjadi bebal, akal menjadi kasar dan gerakan jwa akan melemah, rasa was-was dan pemikiran burkpun menguasai hati. Dalam kondisi yang demikian sangat mungkin kta akan terdorong untuk berbuat jahat. Makanya, manfaatkan waktu yang diberikan oleh allah SWT untuk berbagai aktivitas yang bermanfaat, seperti berdagang, beajar, menulis, berolahraga yang membuat badan sehat dan kuat untuk ibadah dan lain senagainya.
6. Jauhi tontonan, bacaan dan ha-hal yang m,endorong untuk berpacaran.
Hati manusia itu lemah. Bila dorongan utuk melakukan maksiat begitu besar maka seseorang akan mudah terpengaruh dalam perbuatan maksiat yang sama. Nah, dorongan itu bias berasal dari tontonan, bacaan, lingkunga pergaulan atau yang lain. Segala doronga tadi mesti di tepis jauh-jauh. Salah satunya dengan menghindari tontona , bacaan, lingkungan dan segaa yang membuat rusak tersebut. Di sisi lain, sepantasnya kita berusaha untuk mencari bacaan, tontonan dan lngkungan yang mendorong kita untuk semakin taat kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar