Jumat, 07 Januari 2011

Hakekat Tuhan

Perkataan ilah yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk menyatakan objek yang dibesarkan, misalnya dalam surat al-Furqan 43.
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya ?
Dalam surat Qashas ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri. Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengatahui Tuhan bagimu selain aku’.
Contoh diatas menunjukan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipuja). Perkataan ilah dalam al-Quran juga dalam bentuk tunggal (mufrad:ilaahun), ganda (mutsana:ilaahain), dan (jama’: aalihatun). Bertuhan nol tidak mungkin. Untuk dapat mengerti definisi Tuhan atau ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:
- Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
- Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.
- Dalam ajaran Islam diajarkan lslam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian diikuti penegasa “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar