Rabu, 12 Januari 2011

KEPEMIMPINAN

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantyasa berinteraksi dengan sesama manusiadidalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dalam proses berinteraksi itu manusia selalu terkait dengan dengan kehidupan kelompok dan organisasi. Kelompok dan organisasi itu sendiri akan dapat berkembangdan mencapai tujuan apabila unsur-unsur yang ada di dalamnya dapat menjalankan fungsinyamasing-masing. Salah satu pokok yang menentukan jalannya kelompok atau organisasi adalah pemimpin. Untk dapat menjalankan roda organisasi atau kelompok pemimpin harus tahu tentang kepemimpinan dan sifat-sifat kepemimipinan.
Istilah kepemimpinan telah banyak di definisikan oleh banyak orang. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpina adalah suatu seni atau proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok. (H. Koontz and Cyril O’Donnel, 1982).
2. Kepemimpinan adalah kemepuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penuh semangat. (Davis, 1977).
3. Kepemimpinan adalh kefiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya bekrja dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. (Terry, 1954).
Dan masih banyak lagi definisi tentang kepemimpinan, yang semua itu pada intinya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan tindakan seorang peimimpinterhadap anggota kelompoknya dalam upaya mencapai tujauan bersama yang telah di tentukan.

Teori Kepemimpinan
Diantara sekian banyak teori kepemmipinan yang di kemukakan oleh para ahli, ada tiga teori kepemimipina yang cukup menonjol, yaitu :
• Teori Genetis
Inti dari toeri ini mengatakan bahwa “leaders are born and not made”. Menurut teori ini, seseorang akn jadi pemimpin apabila mereka dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Dalam kondisi bagaimanapun, seseorang di tempakan, karena ia telah ditakdirkan sbagai seorang pemimpin, suatu kali kelak ia akan menjadi pemimpin.
• Teori Sosial
Inti dari teori sosial ini adalah bahwa “leaders are made not born”. Teori ini merupakan kebalikan teori genetis. Para penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang “bisa” menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
• Teori ekologis
Menurut teori ini, teori genetis dan teori sosial tidaklah semunya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut muncul teori ekologis yang pada intinya seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila “ia” waktu dilahirkan telah membawa bakat-bakat kepemimpinan, bakat tersebut selanjutnya dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Teori-teori diatas merupakan teori tentang munculnys seorang pemimpin. Dan teori ekologis di atas merupakan penggabungan segi-segi positif dari kedua teori sebelumnya dan dapat dikatakan mendekati kebenaran.

Sifat Kepemimpinan

Secara umum seorang pemimpin perlu memiliki sifat-sifat yang dapat mendukung keberhasilan memimpin dalam mengantisipasi macam-macam kondisi, yaitu :
 Social sensivity, artinya dengan tepat dapat merasakan dan mengerti tingkah laku anggota kelompok dan peka terhadap kebutuhannya.
 Behavioura / flexibility, artinya dapat menyesuaikan tingkah lakunya untuk mengadakan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi kelompok.
Sifat-sifat kepemimpinan itu tidak hanya didapatkan dari bakat sejak lahir, tetapi dapat juga di pelajari, sehingga memenuhi syarat sebagi pemimpin. Karena kepemimpinan yang di butuhkan pada masing-masing organisasi berbeda menurut tujuan jenis kegiatan dan besar kecilnya organisasi, maka sifat kepemimpinan yang dibutuhkanpun juga berbeda.
Sifat-sifat kepemimpinan yang dibutuhkan dalam dunia usaha adalah sebagi berikut :
a. Kesadaran akan perlunya memilikiilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Kemauan menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilki dengan tugasnya.
c. Kemantapan kemandirian.
d. Keyakinan untuk memegang teguh prinsip-prinsip kerja.
e. Kreativitas yang tinggi dalam melaksanakan tugas.
f. Kecermatan dalam melaksanakan tugas.
g. Keberanian moral untuk bertindak.
h. Kepribadian yang menarik.
i. Kecerdasan yang tinggi.
Menurut Terry (1960), kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :
a. Kekuatan
pemimpinan harus memiliki kekuatan jasmani dan rohani.
b. Keseimbangan emosi
pemimpin harus dapat menguasi perasaannya dalam keadaan apapun yang dihadpai.
c. Pengeahuan tentang hubungan kemanusiaan
pemimpn harus mempunyai kemampuan untuk mengeahui sifat serta tingkah laku dalam pergaulan.
d. Motivasi pribadi
keinginan menjadi pemimpin harus datang dari dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan girah dalam bejerja.
e. Keckapan berkomunikasi
pemimpin harus pandai menyampaikan informasi dan maksut-maksutnya kepada pihak lain sehingga timbul kerjasama yang harmonis dengan orang lain.
f. Kecakapan mengajar
pemimpin yang baik adlah guru yang baik, sehingga pemimpin dibutuhkan kecakapan untuk mengajarkan sesuatu dengan memberi petunjuk maupun keteladanan bagi bawahannya.
g. Kecakapan bergaul
pemimpin harus mau bekerjasama dengan yang dipimpin, serta dapat menyesuaikan diri dengan mereka sehingga memperoleh kepercayaan dan kestiaan. Pemimpin juga harus dapat mengembangkan rasa saling menghargai dengan bawahannya.
h. Kemampuan taknis
pemimpin harus mempunyai kecakapan-kecakapan memimpin dalam hal ymerencana, mengorganisir, melimpahkan tugas, memberi nasihat membuat keputusan, mengawasi dan kerjasama.

Perilaku Kepemimpinan

Peranan pemimpin dapat d rumuskan sebagi suatu rangkaian perlaku tertentu untuk melaksanakan hak dan kewajibannya. Perilaku yang teratur itu terwujud karena posisinya dalam organisasi. Seorang pemimpin senantiasa akan selalu berinteraksi dengan lingkungan intern dan ekstern organisasi. Didalam organisasi ia berinteraksi dengan stafnya dan d luar organisasi ia akan berinteraksi dengan pemerintah dan masyarakat lainnya. Dengan demikian perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama yaitu perilaku yang berorientasi pada tugas dan perilaku yang berorientasi pada orang.
a. Perilaku yang berorientasi pada tugas
Perilaku ini menyangkut tugas penetapan sasaran,perencanaan dan mencapai sasaran. Seorang pemimpin yang berorientasi pada cenderung menunjukkan pola perlaku sebagai berikut :
1. Merumuskan dan menetapkan tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat di capai secara jelas.
2. Memberitahukan kepada orang lain apa yang diharapkan dari mereka.
3. Menentukan prosedur-prosedur yang rinci untuk mengukur kemajuan mencapai tujuan dan mengukur pencapaian tujuan itu.
4. Berminat mencapai produktivitas.
5. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan yang berorientas pada tujuan.
Pemimpin yang kadar orentasinya rendah cenderung menjadi tidk aktif dalam mengarahkan perilaku yang berorientasi pada tujuan terutama perencanaan dan penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti bawahan atau karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin secara jelas.
Agar utjuan organisasi atau kelompok berhasil dengan baik, pemimpin harus melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Menurut sugandha (1981) tugas pemimpin secara garis besar adalah sebagai berikut :
• Memikul tanggung jawab.
Berarti keberhasilan dan kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya merupakan tanggumg jawab pemimpin.
• Mampu menumbuhkan skala prioritas kerja dalam rangka mencapai tujuan organisaasi.
• Mampu memikirkan perencanaan, pengorganisasian, pngarahan, pengawasan dan evaluasi yang berorientasi pada tujuan balik jangka pendek maupun jangka panjang organisasi.
• Mampu membuat keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi organisasi.
• Mampu berkomunikasi dan bertindak persuasive untuk kerjasama dengan berbagai pihak luar guna mengembangkan jaringan kerja yang lebh luas.
• Mampu menjadi penghubung diantar staff kelompok-kelompok didalam organisasi.
• Mampu menjadi mediator dalm menyelesaikan konflik yang terjadi did lam organisasi.
Agar supaya pemimpin berhasil dalam menjalankan tugasnya, maka pemimpin harus mengetahui teknik perilaku kepemimpnan yang efektif yaitu :
1) Meberikan perintah
 Perintah yang jelas, tegas, lengkap dan pantas.
 Jangan memberikan perintah yang bertentangan.
 Jangan memberikan perintah yang sekaligus banyak.
 Memberikan pernyah dengan tulisan yang baik atau ucapan yang sopan.
2) Memberiksn teguran
 Sebelum meberikan teguran, hendaknya mempunyai bukti atau fakta atau alas an.
 Dilangsungkan secara labgsung dan rahasia.
 Bertujuan untuk perbaikan tugas.
3) Memberikan pujian/penghargaan.
 Meberikan penghargaan agar dapat mendorong kerja yang lebih baik dan menjadi contoh bagi yang lain.
 Dengan penghargaan/pujian akan memberikan kepuasan atas hasil jerih payah kerjanya.
 Dengan penghargaan/pujian bisa mempererat antara bawahan dan atasan.
4) Memelihara sikap baik.
 Dengan memelihara sikap adil, tulus, ramah, jujur dan lainnya menimbulkan bawahan simpatik.
 Mendorong situasi kerja yang dinamis.
5) Menerima saran dari bawahan.
 Mau mendengarkan saran dari bawahan.
 Mau mempertimbangkan saran dari bawahan.
 Jika saran digunakan atau tidak digunakan diberitahukan kepada bawahan.
6) Memperkuat rasa persatuan
 Menjalin hubungan yang erat.
 Perlunya asa saling memiliki.
 Perlunya memelihara perasaan satu.
 Perlunya memelihara kebanggan dan kesetiaan pada organisasi.
7) Mengenalkan anggota baru.
 Agar saling mengenal.
 Menghindari rasa curiga.
 Mendorong kerjasama.
8) Menciptakan disiplin kerja.
 Perlunya informasi dan pengarahan aturan.
 Memberikan contoh atau teladan.
 Jika ada yang melanggar aturan agar dapat di ketahui masalahnya.
Disamping teknik-teknik di atas, untuk menjadi pemimpin yang efektif harus membekali dirinya dengan :
 Ketrampilan teknis.
 Ketrampilan kemanusiaan.
 Ketramplan konseptual.
 Ketrampilan mengambil keputusan.

b) Perilaku yang berorientasi pada orang lain.
Pemimpin yang berorientasi pada orang umumnya berpola perilaku sebagai berikut :
1. Perhatian yang besar terhadap terciptanya keharmonisan dalam berorganisasi.
2. Menciptakan komunikasi timbale balik antar karyawan.
3. Menciptakan suasana kerja sama dan gugus kerja dalam organisasi.
4. Menunjukkan pengertian dan ras hormat pada keputusan, tujuan, ide, dan perasaan pada karyawan.
5. Pendelegasian kekuasaan dan tanggung jawab serta mendorong inisiatif.
Perlu dicatat bahwa pemimpin yang berorientasi pada orang yang tinggi belum tentu orang ramah dan social, melainkan efektif dalam menangani berbagai macam orang. Mereka memiliki ketrampilan yang sangat baik dalam bidang hubungan antar manusia.
Dalam menghadapi situsai yang berkembang sangat cepat baik intern atau ekstern organisasi, pemimpin harus melakukan dua hal yaitu :
1. Learning by doing (belajar dari situasi yang dihadapi).
Seorang pemimpin harus proaktif mengikuti setiap perkembangan situasi terkini. Situasi yersebut hendaknya di jadikan acuan dalam mengambil setiap kebijakan.

2. Konsekwensinya terhadap pemimpin adlah harus mensikapi factor-fsktor eksternal yang muncul. Dalam dunia usaha, pemimpin/manager harus mapu mensikapi hal-hal berikut :
a. Marketing mix.
b. Kebijakan pemerintah dalam dunia usaha, dan
c. Dengan supplier atau lainnya.
Oleh karena itu setiap perkembangan situasi memerlukan cara yang berbeda dalm memimpin dan mengendalikan organisasi, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa situasi itu sendiri yang menciptakan gaya seorang pemimpin dalam memimpin organisasi atau kelompoknya (bawahannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar