Jumat, 07 Januari 2011

Pokok Ajaran Islam

Kerangka dasar ajaran Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad saw. bersifat multidimensional, universal, abadi dan fithri. Dikatakan multi dimensional karena ajarannya mencakup dimensi-dimensi yang menyangkut hubungan manusia dengan khaliqnya (hablu minallah) dan hubungan manusia dengan dirinya, dengan sesamanya, maupun dengan makhluk lainnya (hablu minannas) (QS. ali-Imran/3:112). Ajaran Islam ditujukan bagi kepentingan pemeliharaan tatanan kehidupan manusia dan alam semesta secara menyeluruh (universal), yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dinilai sebagai ajaran yang abadi, karena dalam agama Islam terancang konsep ajaran yang mencakup penataan kehidupan di dunia yang sejahtera dan kehidupan di akhirat (selepas kehidupan dunia) yang bahagia. Konsep ajarannya dikatakan fithri, karena sesuai dengan fithrah manusia yang terancang secara serasi bagi kepentingan pemeliharaan, peningkatan dan pengembangan kebutuhan fithrah manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Pada sisi inilah keutamaan dan kelebihan risalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini ditunjang oleh kerangka dasar atau pokok-pokok ajaran Islam, yaitu:
• Aspek keyakinan yang disebut dengan aqidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya dan disabdakan oleh rasul-Nya untuk diyakini. Aqidah Islam ini telah dirumuskan dalam bentuk rukun iman. Penafsiran terhadap aqidah melahirkan literatur keislaman yang dikenal dengan istilah ilmu kalam atau teologi Islam dengan berbagai macam aliran pemikiran.
• Aspek norma atau hukum yang disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan alam semesta. Penafsiran terhadap syariah Islam melahirkan literature keislaman yang disebut dengan fikhi Islam dengan berbagai macam mazhab.
• Aspek perilaku yang disebut dengan akhlaq atau ihsan, yaitu sikap-sikap atau perilaku baik yang nampak maupun tidak nampak dari pelaksanaan aqidah dan syari’ah. Penafsiran terhadap akhlak melahirkan literature keislaman yang disebut dengan imu tasawauf dengan berbagai macam aliran (tarekat).
Ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan dipisahkan satu dengan lainnya tetapi menyatu membentuk kepribadian yang utuh pada diri setiap manusia muslim. Aqidah digambarkan sebagai akar yang menunjang kokoh dan tegaknya batang di atas muka bumi, syari’ah diumpamakan sebagai batang yang berdiri kokoh diatas akar yang menancap ke bumi, sedangkan akhlaq dimisalkan dengan buah yang dihasilkan dari proses yang berlangsung pada akar dan batang. Keutuhan dan kesatuan ketiga aspek inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada ummat Islam, ketika mereka mengikrarkan dirinya untuk memeluk agama Islam (QS. al-Baqarah/2:208).
Aqidah (keimanan) yang benar, akan melahirkan sikap kepatuhan pada ajaran dan norma-norma yang telah digariskan dalam hukum (syari’ah), dan pelaksanaan norma dan hukum tersebut yang didasari oleh aqidah yang benar, akan melahirkan perilaku zhahiriyah dan bathiniyah yang sesuai dengan kaedah dan norma moralitas (akhlak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar