Tuhan dalam agama Buddha
Dalam ajaran agama Buddha, Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam agama Buddha yang bersifat non-teis (yakni, pada umumnya tidak mengajarkan keberadaan Tuhan sang pencipta, atau bergantung kepada Tuhan sang pencipta demi dalam usaha mencapai pencerahan; Sang Buddha adalah pembimbing atau guru yang menunjukkan jalan menuju nirwana).
Pandangan umum tentang Tuhan menjelaskan suatu keberadaan yang tidak hanya memimpin tetapi juga menciptakan alam semesta. Pemikiran dan konsep tentang inilah yang sering diperdebatkan oleh banyak Buddhis dalam perpecahan agama Buddha. Dalam agama Buddha, asal muasal dan penciptaan alam semesta bukan berasal dari Tuhan, melainkan karena hukum sebab dan akibat yang telah disamarkan oleh waktu. Bagaimanapun, beberapa Sutra Mahayana tertentu (seperti Sutra Nirwana dan Sutra Teratai) dan terutama tantra-tantra tertentu seperti Kunjed Gyalpo Tantra memberikan menunjukkan bahwa sikap memandang Buddha yang maha hadir, mempunyai intisari yang membebaskan dan abadi kenyataan dari segala benda, sampai sejauh ini, boleh dibilang sudah mendekati pandangan Tuhan sebagai segalanya.Dalam agama Buddha, tidak ada makhluk sakti yang menjadi pencipta segalanya. Buddha Gautama menyatakan bahwa pemikiran kitalah yang telah menjadikan dunia ini. Sang Buddha menganggap buah pikiran sebagai pencipta. Kita adalah buah pikiran kita sendiri.
Tuhan dalam agama Islam
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam[1][2].
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).[3] Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.[4] Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.[5][6] Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.[7] Diantara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).[5][6]
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.[8] Menurut al-Qur'an, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS al-An'am[6]:103)[2]
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut al-Qur'an, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”[8]
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi (29:46).[9] Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan non-Muslim.
Tuhan dalam agama Hindu
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran manusia. Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam beberapa nama, antara lain:
• Brahman: asal muasal dari alam semestea dan segala isinya
• Purushottama atau Maha Purusha
• Iswara (dalam Weda)
• Parama Ciwa (dalam Whraspati tatwa)
• Sanghyang Widi Wasa (dalam lontar Purwabhumi Kemulan)
• Dhata: yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
• Abjayoni: yang lahir dari bunga teratai
• Druhina: yang membunuh raksasa
• Viranci: yang menciptakan
• Kamalasana: yang duduk di atas bunga teratai
• Srsta: yang menciptakan
• Prajapati: raja dari semua makhluk/masyarakat
• Vedha: ia yang menciptakan
• Vidhata: yang menjadikan segala sesuatu
• Visvasrt: ia yang menciptakan dunia
• Vidhi: yan menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili.
Tuhan Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai:
- Beliau yang merupakan asal mula. Pencipta dan tujuan akhir dari seluruh alam semesta
- Wujud kesadaran agung yang merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada
- Raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan makanan
- Sumber segalanya dan sumber kebahagiaan hiudp
- Maha suci tidak ternoda
- Mengatasi segala kegelapan, tak termusnahkan, maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
- Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan sendirinya (swayambhu)
Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa ini, meskipun telah berusaha menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin, tetap saja sangat terbatas. Oleh karena itu kitab-kitab Upanisad menyatakan definisi atau pengertian apapun yang ditujukan untuk memberikan batasan kepada Tuhan Yang Tidak Terbatas itu tidaklah menjangkau kebesaranNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad menyatakan tidak ada definsi yang tepat untukNya, Neti-Neti (Na + iti, na + iti), bukan ini, bukan ini.
Tuhan dalam agama Katholik
Agama Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Katholik sendiri berarti orang-orang umum, karena mereka mengaku-aku sebagai induk segala gereja dan penyebar missi satu-satunya di dunia. Disebut pula dengan Gereja Barat atau Geraja Latin, karena mereka mendominasi Eropa Barat, yaitu mulai dari Italia, Belgia, Prancis, Spanyol, Portugal dan lain-lainnya. Disebut juga sebagai Gereja Petrus atau Kerasulan kare na mereka mengaku-aku bahwa yang membangun agama mereka adalah Petrus, murid Nabi ‘Isa yang paling senior.
Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tuhan Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi.
Tuhan dalam agama Kristen
Islam adalah satu-satunya agama di luar Kristen yang menetapkan pernyataan keimanan percaya kepada Yesus (Isa). Tidak ada seorang Muslim yang bisa dikatakan Muslim jika ia tidak percaya kepada Yesus/Isa sebagai nabi dan rasul Allah). Kami meyakini bahwa ia (Yesus) adalah salah satu rasul Allah SWT. Kami percaya bahwa ia dilahirkan secara mukjizat, tanpa adanya intervensi peran laki-laki, dimana banyak orang-orang Kristen pada masa sekarang yang sudah tidak mempercayai mukjizat itu lagi. Kami percaya bahwa ia mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Kami percaya bahwa ia mampu menyembuhkan kebutaan seseorang yang dibawa sejak lahir, dan mampu menyembuhkan penyakit kusta dengan seizin dari Allah SWT. Banyak hal yang sama antara orang-orang Kristen dan orang-orang Muslim, namun begitu, ada hal-hal yang membedakan.
Orang Kristen mengatakan dengan keyakinannya bahwa Yesus Kristus (Isa a.s) adalah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yesus sendiri mengakui perihal ketuhannya. Kenyataannya, jika Anda baca di dalam Alkitab maka tidak terdapat satupun pernyataan di dalam Alkitab yang ada dimana Yesus mengatakan langsung dari dirinya berupa kalimat “Akulah Tuhan”, atau kalimat “Sembahlah aku”. Saya ulangi, tidak ada satu ayatpun di dalam Alkitab dimana Yesus sendiri ada mengatakan langsung dari dirinya berupa kalimat “Akulah Tuhan”, atau kalimat “Sembahlah aku”.
Sebaliknya, jika Anda baca Alkitab, disebutkan di dalam kitab Injil Yohannes, pasal 14 ayat 28, Yesus berkata “... sebab Bapa lebih besar daripada Aku”. Disebutkan di dalam kitab Injil Yohannes, pasal 10 ayat 29, “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun ... “. Di dalam Injil Matius, pasal 12 ayat 28 disebutkan “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah ... “. Di dalam Injil Lukas, pasal 11 ayat 20, disebutkan, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah ... “, Disebutkan di dalam kitab Injil Yohannes, pasal 5 ayat 30, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”. Yesus tidak pernah menyatakan perihal ketuhanannya. Sebaliknya, Yesus datang untuk menggenapi hukum yang sudah ada sebelumnya (yakni syariat yang dibawa oleh Musa). Sebagaimana yang dijelaskan did alam Injil Matius pasal 5 ayat 17 hingga 20, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena aku berkata kepadamu Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bum ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu, siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”. Jadi, Yesus berkata jika Anda ingin masuk ke dalam Kerajaan Sorga, maka Anda harus mematuhi setiap ketetapan perintah yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s. Anda harus mematuhi setiap perintah yang termuat di dalam Perjanjian Lama termasuk ayat-ayat yang tadi saya kutipkan, yakni bahwa hanya ada satu Tuhan dan Anda dilarang untuk menyembah kepada berhala. Anda juga dilarang untuk membuat gambaran (penampakan/rupa) tentang Dia
sukron y akh,,,
BalasHapusit helps me.. can I know the reference? Tq.. Be blessed :)
BalasHapusmakasih
BalasHapusmakasih
BalasHapusanda salah sobat; anda tidak paham rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa harus dengan pengampunan. zaman abraham ~ agama Yahudi, dengan kurban Domba, lembu (Hewan). tetapi pengampunan yg dari Allah diriNya yg menjadi tebusan, itulah sebabnya Allah berinkarnasi menjadi manusia meminjam rahim Mariam, karena harus menjadi manusia. Baca Injil Filipi.2:6-11, ketika berinkarnasi menjadi manusia, mengosongkan ke Allahannya, makanya disebut bapa lebih besar dari Aku.. dan selama menjadi manusia Yesus tidak pernah mengakui Tuhan. karena tugas utamanya adalah mati dikayu salib. supaya pencurahan darahNya disalib itu menjadi Kurban Kekal bagi mereka yg percaya kepada Yesus (ISA). tetapi setelah itu DIA menunjukkan ke Allahannya, bangkit dari kematian, dan Alquran mencatat bahwa ISA menjadi hakim diakhir zaman. kita nanti bertemu dengan ISA di penghakiman kawan. kita yg percaya kepada ISA akan diselamatkan dipenghakiman itu, tidak perlu jalan dari rambut dibelah tujuh. sebab Yesus lah jalan keselamatan itu, jalan yang benar. semoga bermanfaat...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKAK MOHON KOREKSINYA YA PADA POINT TUHAN PADA AGAMA KRISTEN
BalasHapus"Islam adalah satu-satunya agama di luar Kristen yang menetapkan pernyataan keimanan percaya kepada Yesus (Isa). Tidak ada seorang Muslim yang bisa dikatakan Muslim jika ia tidak percaya kepada Yesus/Isa sebagai nabi dan rasul Allah)." tolong kak direvisi lagi benarkah pernyataan ini? padahal selama saya hidup ndak pernah saya mendapat penegrtian semacam ini
terimakasih